Berpuasalah (catatan Fadrodzak)
Berpuasalah, untuk jujur pada diri sendiri bahwa senantiasa saja dalam
batin mengatakan ramadhan bulan belas kasihan, apakah perkataan itu cuma meniru
rasul ataupun kesalahan dosamu serta impian mu yang kelewatan yang membuat
lidahmu berbicara begitu
Berpuasalah, ramadhan mengenai bulan antara dirimu serta Tuhan mu, bukankan
dalam rindumu kepada ramadhan senantiasa lisanmu berdoa serta berharap apa yang
di anugrahkan- NYa kedamu, seluruh yang khusus untukNya khusus untuk ku,
harapan mu tertuang luas dalam pelita lampion yang sanggup di tuai di sepertiga
malam
Berpuasalah, dalam diri kita sudah tertanam sadar Ramadhan adala bulanNya
yang di serahlan padamu serta bulan guna mempersembahkan dirimu sepenuhnya
semata mata padanya. Bersucilah untuknya, bershalatlah padanya, berpuasalah
untukNya, berjuanglah melawan dirimu sendiri untukNya
Berpuasalah, supaya hatimu dapat bersuci, tangan mu dapat ringan dalam
kebaikan, mulutmu sanggup selalu beristigfar padanya, wajahmu sanggup tetap
bercahaya, matamu agar terus bisa memandang kebajikan dari orang lain,
telingamu supaya senantiasa menerima kebenaran dengan ikhlas, hidung mu supaya
terus bersyukur bagaimana setiap detik yang di hirup karena nikat dariNya,
Berpuasalah, karena bukan sebab perut lapar bukan teggorokan yang kering
yang akan mengingatkan kita bertapa lemahnya kita. Perut yang kosong serta
kerongkongan yang kering nyatanya cuma penunggu ataupun perebut kesempatan yang
tak sadar ataupun terpaksa, barangkali lebih sabar sedikit dari mata tangan
kaki serta kemaluan, lebih kuat sedikit berpuasa namun hanya kau yang ketahui
hasrat di kekang buat apa dan siapa
Join the conversation