Pengaruh Giri Kedaton terhadap kesultanan Nusantara
Sunan
Giri sebagai raja pertama di Gresik menjadi bukti bahwa Gresik menjadi tempat
penyebaran Islam terbesar di Nusantara. Sunan Giri di nobatkan menjadi Raja di
Giri Kedaton dengan gelar Prabu Satmata pada tanggal 09 Maret 1487, atu
bertempatan tanggal 12 rabi’ul awal 897 H, tanggal ini pula yang menjadi hari
kota Gresik.
Sebelum
berdiri Giri kedaton, tanah Gresik termasuk bagian dari wilayah Majapahit,
bukti tentang itu bisa di lihat di prasasti Karang Bogem berangka tahun 1378.
Yang isinya antara lain menetapkanseorang penguasa lokal bernama Patih Tambak
yang di tugaskan Majapahit di wilayah Gresik. Semenjak Sunan Giri mendirikan
Giri kedaton otomatis Gresik berpisah dengan Majapahit
![]() |
Foto Giri kedaton |
Berapa
Sultan yang memerintah Giri Kedaton antara lain, Sunan Giri (1487-1511), Sunan
Dalem (1511-1551), Sunan Sedomargi (1551-1553), Sunan Prapen (1553-1587), Sunan
Kawis Guwo (1587-1601), Panembahan Kawis Guwo (1601-1614), Panembahan Agung
(1614-1638), panembahan Mas Witana (1638-1660), Pangeran Puspa Ita (1660-1680),
di saat pemerintahan pangeran Puspa Ita Giri kedaton berubah 2 wilayah yaitu
Kabupaten Gresik , dan Kabupaten sidayu yang di sebut kasepuhan.setelah itu
Giri Kedaton sudah tidak mempunyai pengaruh secara politik, dan di gantikan
peran nya oleh Kabupaten Gresik, dan Sedayu
Di kalangan Wali songo Sunan Giri
di kenal sebagai ahli politik dan ketatanegaraan, beliau pernah menyusun
peraturan ketatanegaraan dan pedoman tata cara di kedaton. Pandangan politiknya
di jadikan rujikan. Ketika Raden fatah melepaskan diri dari Majapahit, Sunan
Giri di percaya untuk meletakkan dasar-dasar kerajaan masa perintisan
atau ahlul hali wal aqdi di bintoro
Pengaruh Giri kedaton begitu kuat
hingga semua raja yang berkuasa di Nusantara baru sah ketika Raja itu direstui
oleh Giri kedaton, pengaruh Giri kedaton tercatat dalam Account of
Ambon, serta berita portugis dan belanda di kepulauan Maluku bahwa
kedudukan Giri Kedaton disamakan dengan Paus bagi umat katolik Roma, atau
Kholifah bagi umat Islam.
Giri Kedaton menjadi pusat pembelajaran dan intelektual yang penting dalam sejarah Kesultanan Nusantara. Ribuan santri dan ulama datang ke Giri Kedaton untuk memperdalam pengetahuan agama dan belajar tentang hukum Islam. Para ulama yang berasal dari Giri Kedaton memberikan pengaruh yang besar dalam mempraktikkan ajaran Islam dan merumuskan kebijakan keagamaan di banyak kesultanan Nusantara.
Selain menjadi pusat spiritual, Giri
Kedaton juga memiliki pengaruh politik yang signifikan terhadap
kesultanan-kesultanan di Nusantara. Kesultanan Demak, Banten, dan Mataram
adalah beberapa kesultanan yang terpengaruh oleh ajaran dan nasihat dari
ulama-ulama Giri Kedaton. Mereka menjadi penasihat spiritual dan politik bagi
para penguasa kesultanan tersebut, membantu dalam mengambil keputusan politik
dan menjaga stabilitas negara.
Giri Kedaton meninggalkan warisan spiritual
yang kuat dalam sejarah Kesultanan Nusantara. Ajaran-ajaran Islam yang
diajarkan di Giri Kedaton mengutamakan nilai-nilai kesederhanaan, toleransi,
dan keseimbangan dalam beragama. Pemahaman ini tercermin dalam praktik-praktik
keagamaan yang dikembangkan oleh kesultanan-kesultanan Nusantara yang terpengaruh
oleh Giri Kedaton. Hal ini membentuk identitas spiritual yang khas di wilayah
tersebut.
Pengaruh Giri Kedaton terhadap
kesultanan-kesultanan Nusantara tidak dapat diabaikan. Sebagai pusat spiritual
dan intelektual, Giri Kedaton memberikan kontribusi yang besar dalam penyebaran
ajaran Islam dan pembentukan identitas spiritual di Nusantara. Selain itu,
pengaruh politiknya membantu menjaga stabilitas dan mengarahkan kebijakan dalam
banyak kesultanan. Warisan spiritual dan politik Giri Kedaton terus terasa
dalam sejarah dan budaya Nusantara hingga saat ini.
Sepertihalnya kerajaan lain, setiap kerajaaan pasti memiliki masa kemunduran. Giri kedaton mengalami kemunduran saat di pimpin Pangeran Puspa Ita, yang aat itu Sultan Agung menyrang kedaton dan di jadikan 2 wilayah, yaitu Kabupaten Gresik dan Sedayu. Setelah itu 2 kabupaten itu menjadi bagian dari kerajaan Mataram.
2 comments