Sebuah prosa Pasukan malam

ilustrasi dari seseorang yang beribadah di malam hari

      Tatkala para malaikat bangkit dari singgasana nya, berderit cepat laksana petir menyambar terang di tengah hujan, angin malam menyisir dingin yang menggigil lembut tak bersua yang menutupi  jejak para malaikat yang turun dari langit untuk membawa dan menyampaikan rahmad dan salam dari Tuhan.         

Di puncak malam cahaya putih berusah usir gelap pada hati manusia yang terjaga, kala surya yang tertidur pulas. Perubahan masa selalu hanyutkan rasa sesal dan jarum jam selalu memakan sisa hidup manusia, di tengah malam yang  padu,  para malaikat yang menjadi saksi atas tiap perisitiwa, tiap tangisan dan penyesalan yang menyebar bersamaan hawa dingin yang memeluk tubuh supaya tidur lupakan seharian aktifitas yang ada

Tuhan tidak pernah salah meletakkan malaikat di tengah malam yang dingin, meskipun mengundang rasa kantuk yang hebat menyebar bersamaan angina malam yang terus merayu supaya kembali tidur, mengusir manusia dari ramainya jalanan untuk memasiku fase tidur mereka. Terdapat taqdir yang tertulis abadi para manusia yang beruntung dan meraih kesempatan terbesar di dunia bersujud menagis karenamu ya Allah, bersyukur atas tiap ni’mat yang kau beri, menyesal atas tiap dosa yang terbuat. Bagi manusia tersebut dalah Malam yang sangat indah, manusia yang luruh dan tuhan sang pendengar do’a hamba

Usai fajar yang menyising menerobos langit yang gelap sebagai tanda pergantian masa, malam menjadi pagi. Para malaikat telah kembali ke singgasanannya dengan membawa buah tangan, ibarat cahaya di waktu fajar yang melesat cepat membelah langit membuat semua manusia harus terpaku dan menyesal dalam hati telah melewatkan malam yang indah dan penuh pengapunan. 

Ya dzal jalali wal ikrom amitsna ala dinil islam