Menelururi jejak peninggalan pembangunan Herman Thomas klaten

 

Seorang penjajah belanda Herman Thomas Klaten memainkan peran penting dalam pembangunan Indonesia. Ia adalah seorang arsitek Belanda yang lahir pada 22 April 1884 di Amsterdam. Karsten adalah figur penting dalam perencanaan kota-kota Indonesia, dan salah satunya adalah Malang.

Herman Thomas Klaten

Menurut Handinoto dan Paulus H. dalam Perkembangan Kota dan Arsitektur Kolonial Belanda di Malang, ayah Karsten adalah profesor sejarah Romawi. Meskipun pamannya, Charles, adalah ahli hukum, kakeknya, seorang arsitek terkenal di Belanda, dan bibinya, Barta, adalah perempuan pertama yang lulus di bidang kimia di sebuah universitas di Belanda, yang kemudian menjadi kepala sekolah khusus putri di Groningen, Belanda.

Saat ia kuliah di Technocche Hoogeschool (sekolah tinggi teknik) Delft, Karsten mengambil jurusan teknik. Setahun kemudian, ia pindah ke fakultas arsitektur. Karsten aktif dalam kelompok mahasiswa yang berfokus pada demokrasi, Social-Technische Vereenaging van Democratische Ingenieur en Architecten. Karsten lulus pada tahun 1909, tetapi setahun kemudian, pada tanggal 31 Desember 1910, dia memutuskan untuk keluar dari organisasi tersebut.

Pada tahun 1914, Karsten menerima undangan dari Henri Maclaine Pont, kakak kelasnya di sekolah menengah. Dia dan Pont terlibat dalam perencanaan Koloniale Tentonsteling (Pameran Kolonial di Semarang) karena Belanda akan merayakan hari kemerdekaannya dari penjajahan Perancis yang ke-100.

Karsten masih membuat produknya di dua belas kota di Jawa, tiga kota di Sumatera, dan satu di Banjarmasin. Namun, Karsten paling banyak menyimpan produknya di Semarang, termasuk Pasar Johar. Karsten berhasil membuat pasar yang sehat dan sesuai dengan iklim Indonesia. Pasar Johar memiliki banyak ventilasi dan langit-langit yang tinggi. Dalam merancang bangunan ini, Karsten juga mempertimbangkan faktor sosial. Dia membuat lantai pasar lebih tinggi dari jalan agar pengangkut dapat mengangkut dan menurunkan barang. Karsten juga membuat banyak bangunan lain, seperti Tata Kota Malang, Kantor NILLMJ, Komplek Kotabaru (Yogyarakarta), dan Stasiun Solo Balapan.

Salah satu karya Herman Thomas

Karsten bukan hanya terkenal karena desainnya, tetapi ia juga dikenal sebagai pendukung bumiputera karena sering bergabung dengan komunitas aktivis pro bumiputera. Karsten berpendapat bahwa penduduk asli harus diberikan hak-hak yang sama seperti orang Eropa di Hindia Belanda.

Karsten menentang gagasan arsitektur yang mengkategorikan hunian rakyat berdasarkan ras atau etnisitas tertentu. Biasanya, hunian rakyat pribumi terlihat kumuh dan tidak terorganisir, sementara hunian rakyat milik orang Eropa terlihat lebih terorganisir dan elit. Selain itu, Karsten sering mengkritik gaya arsitektur Belanda yang memiliki gagasan "menaruh Eropa di Jawa". Menurutnya, Jawa adalah Jawa, bukan Belanda.

Karsten menjadi guru yang sangat baik di fakultas planologi di Technische Hoogeschool te Bandoeng (kini ITB) pada tahun 1942, tetapi dia akhirnya sakit saat kedudukan Jepang di Indonesia. Di Kamp Interniran Cimahi, Jawa Barat, pada bulan April 1945, Karsten meninggal dunia.

Sumber :

Thomas Karsten Ubah Malang Jadi Kota Terindah dan Teratur

Malang - Merdeka.com | Thomas Karsten, sosok di balik eloknya arsitektur Belanda di Malang

Mengenal Arsitek Herman Thomas Karsten dan Karyanya - Artikel SpaceStock

Menengok Karya Arsitektur Karsten Halaman all - Kompas.com