Penaklukan Andalusia: Mengungkap Tinta Bersejarah Penguasaan Muslim di Semenanjung Iberia
Andalusia, sebuah wilayah di selatan Semenanjung Iberia yang kaya
akan sejarah dan budaya, menjadi saksi dari salah satu penaklukan paling
menakjubkan dalam sejarah dunia. Penaklukan Andalusia oleh umat Muslim pada
abad ke-8 mengubah wajah wilayah tersebut secara permanen dan memberikan
kontribusi besar terhadap kemajuan intelektual, seni, dan peradaban di dunia
Barat.
Saat penakhlukan Andalusia, umat Islam saat itu di pimpin oleh Dimasti
Umayyah dan khlifah saat itu Khalifah al-Walid yang berpusat di Damaskus,
dimana umat Islam telah menguasai hingga Afrika Utara. Dalam proses penakhlukan
spanyol terdapat tiga pahlawan umat Islam yang berperan penting dalam perluasan
Islam hingga ke Spanyol, yaitu Tharib bin malik, tharik bin Ziyad, dan Musha
bin Nushair
Latar Belakang Sejarah
Sebelum penaklukan oleh umat Muslim, Andalusia dikuasai olehVisigoth, suku bangsa Jermanik yang telah menguasai wilayah tersebut sejak akhir abad ke-5. Namun, pada pertengahan abad ke-8, pasukan Muslim dari Afrika Utara yang dipimpin oleh Tariq bin Ziyad tiba di Andalusia setelah menyeberangi Selat Gibraltar. Invasi ini dimulai pada tahun 711 Masehi dan mengarah pada penaklukan wilayah tersebut dalam waktu yang relatif singkat.
Proses Penaklukan
Pasukan muslim memasuki semenanjung lberia melalui gerbang barat
daya eropa, dan merupakan ekspansi dengan serangan oprasi militer paling
panjang yang di lakukan bangsa Arab. Kaum Musim di pimpin Tarif bin malik dengan
pasulan 500 tentara muslim, yang terdiri dari seratus pasukan kavaleri dan empat
ratus pasukan infanteri pada tahun 710 M untuk melakukan pengintaian dan
mengumpulkan informasi.
Pasukan muslim yang dipimpin oleh Tarif bin malik mendarat di sebuah
tempat yang diberi nama kepulauan Tarifa. Ia berhasil mendarat dan membawa
banyak harta rampasan dan banyak informasi penting. Berbekal informasi yang
telah di dapatkan oleh tarif, Gubenur al-Magrib di Afrika Utara mengirim
pasukan utama yang dipimpin jendral yang merupkan seorang mantan budak suku
Barbar yaitu Thariq bin Ziyad.
Pasukan yang di pimpin oleh Thariq bin Ziyad mendarat di bukit
Giblatar dan memain dengan Jabal Thariq. Kemudia ia membakar seluruh kapal
pasukan untuk membakar semangat juang pasukan nya, dari info Tharif tentara
musuh memiliki tentara berjumlah 100.000 orang. Thariq juga mendapatkan bantuan
500 pasukan dari Afrika Utara, sehingga Thariq bin Ziyad memiliki 12.000
pasukan.
Dengan kekuatan tambahan, Thariq yang
memimpin 12.000 pasukan, pada 19 Juli 711 M berhadapan dengan pasukan Raja
Roderick di mulut Sungai Barbate/Guadalete (masih terjadi kesimpang siuran
tempat terjadinya pertempuran) di pesisir Laguna Janda. Pasukan Thariq yang
berjumlah 12.000 itu berhadapan dengan pasukan Raja Roderick yang berjumlah
25.000 orang. Pasukan muslim dengan gemilang berhasil mengalahkan pasukan
Roderick.
Penaklukan Andalusia oleh pasukan Muslim berlangsung secara
bertahap. Setelah pertempuran penting yang dikenal sebagai Pertempuran
Guadalete pada tahun 711, pasukan Muslim berhasil mengalahkan pasukan Visigoth
dan merebut ibu kota mereka, Toledo. Dengan keberhasilan ini, wilayah Andalusia
secara bertahap jatuh ke tangan Muslim dalam beberapa dekade berikutnya.
Setelah kesuksesan Thariq bin Ziyad dalam menjatuhkan kota kota di
Spanyol di Bulan Juni 712 M, Gubenur Afrika Utara Musa bin Nushair berangkat ke
Andalusia untuk membantu menakhlukan spanyol degan 18.000 pasukan, Thariq bin
Ziyad menyerahkan komandan pasukan nya ke Musa bin Nushair. Pada saay itulah
musa memprokolamirkan Spanyol menjadi wilayah kekuasaan Daulah Umayyah di
Damaskus dan memberi nama Andalusia.
Dengan kegigihan Musa berhasil menakhlukan kota kota yang memiliki
pertahanan yang kuat, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama dalam menakhlukan
kota itu, salah satu-nya yaitu Sevila, yang merupakan kota terbesar dan pusan
pendidikan di Spanyol, yang juga pernah menjadi ibu kota Romawi, kota Sevila
baru berhasil di kuasai pada bulan Juni 713 M.
Selain Kota Sevila, terdpa kota yang memiliki perlawanan paling
hebat, yaitu kota Merida yang dpat bertahan selama satu tahun, selain itu penakhlukan
dapat berjalan dengan mulus hingga kota bagian utara hingga mencapai kaki
pegunungan Pyrenia, yng merupalan perbatasan dengan wilayah kekuasaan Kerajaan
Prancis.
Khalifah al-walid memerintahkan Musa untuk berhenti dalam
melanjutkan penakhlukan di semenanjung pegunungan Pyrenia, dan memanggil Musa untuk
ke Damaskus menghadap ke Khalifah. Sebelum berangkat memenuhi panggilan
khalifah, Musa menyerahkan Andalusia ke putra ke dunya Abdul al-Aziz bin Musa. Ia
melanjutkan perjuangan ayanya dalam melanjutkan penakhlukan di wilayah
timur sehingga seluruh Andalusia dapat
menjadi wilayah Khalifah Umayyah.
Pada tahun 716, penaklukan mencapai puncaknya ketika Cordoba, salah satu kota terbesar di Andalusia, dikuasai oleh pasukan Muslim. Cordoba kemudian berkembang menjadi ibu kota kekhalifahan Muslim di Al-Andalus, seperti nama yang diberikan wilayah tersebut. Para pemimpin Muslim yang datang kemudian membentuk dinasti-dinasti seperti Umayyah, Abbasiyah, dan Almoravid, yang semuanya berperan penting dalam pembentukan peradaban Andalusia.
Join the conversation